Abstract:
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) di Banjarbaru merupakan alternatif tempat tinggal yang diperuntukkan untuk lansia terlantar. Lansia terlantar dikategorikan menjadi dua jenis, diantaranya adalah terlantar secara ekonomi dan terlantar secara sosial. Hal ini berpengaruh pada kebutuhan fisik maupun non fisik. Untuk memenuhi kebutuhannya Panti sosial Tresna Werdha menyediakan tempat tinggal dan berbagai fasilitas yang mendukung aktivitas lansia. Selain kebutuhan fisik kebutuhan non fisik menjadi hal terpenting bagi lansia. Untuk dapat menafsirkan aspek non fisik bagi lansia, maka perlu peninjauan dengan menggunakan metode Arsitektur Perilaku. Metode ini bertujuan untuk meninjau elemen ruang yang kemudian akan dimakanai dengan pemahaman home oleh aspek Order, identification dan dialectic processes. Hal tersebut masih berupa dasar untuk diterapkan pada anlisis. Sehingga perlunya teori hirarki kebutuhan dasar manusia (maslow) untuk menerjemahkan analisis kedalam bentuk konkrit (arsitektur) berupa kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kepuasan diri (esteem needs) dan pengaktualisasian diri (self actualization). Konsep mengacu pada lima aspek teori maslow yang tertuang ke dalam konsep fungsi dan tapak pada perancangan Panti Sosial Tresna Werdha di Banjarbaru.
Kata kunci: Lansia terlantar, Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW), fisik , non fisik, home