Abstract:
ABSTRAK
Diterima:
Disetujui:
Kata Kunci:
Tradisi Babukung, Civic Culture, Dayak Tomun
Babukung adalah sebuah upacara tradisional yang hanya dilakukan ketika terjadi kepergian seseorang. Babukung ini adalah tarian untuk menghibur keluarga yang sedang berduka, tidak hanya menghibur para warga juga memberikan sedekah kepada keluarga yang di tinggalkan, contohnya: beras, uang, ayam, babi minuman, tuak dan lain-lain. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah terkait tentang Bagaiman tradisi Babukung di Desa Nanga Bulik Kecamatan Bulik Kabupaten Lamandau, Bagaimana pemahaman masyarakat terhadap civic culture desa Nanga Bulik Kecamatan Bulik Kabupaten Lamandau, Bagaimana peran tradisi Babukung dalam memperkuat civic culture, masyarakat di desa Nanga Bulik Kecamatan Bulik Kabupaten Lamandau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Eksistensi Tradisi Babukung Berbasis Penguatan Civic Culture Masyarakat Dayak Tomun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan cara memandang objek kajian sebagai suatu sistem. Dalam penelitian ini menggunakan data primer sebagai data utama dan dilengkapi dengan sumber data sekunder. Peneliti juga menggunakan Teknik observasi, wawancara, dokumentasi, serta untuk analisis data, peneliti menggunakan tahapan reduksi data penyajian, dan menarik kesimpulan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mengenai Babukung ini sangat sakral bagi masyarakat yang beragama kharingan, karena menurut kepercayaan mereka tradisi ini mengantar roh yang meninggal tersebut ke surga dan sampai sekarang masih tetap dilaksanakan dan sudah di jadikan Festival yang dilaksanakan setiap tahun, Mengenai pemahaman masyarakat terhadap civic culture mereka memahami dan tradisi babukung ini sangat berkaitan dengan civic culture, yang mana di dalamnya mempunyai makna tolong menolong dan gotong royong. Berdasarkan hasil dari penelitian dapat ditarik kesimpulan masyarakat Nanga Bulik Masih tetap melaksanakan Tradisi Babukung ini dikarenakan masih ada warga yang beragama Kharingan, dan tradisi ini sudah menjadi budaya identitas masyarakat Nanga Bulik yang mempunyai makna tolong menolong, gotong royong, saling membantu, sampai sekarang tradisi ini sudah di angkat menjadi sebuah festival yang dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat dari dalam daerah sampai luar daerah.