Abstract:
Tari Baksa Kambang merupakan tari klasik. Tari Baksa berasal dari Desa Barikin Kecamatan Haruyan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sanggar yang masih melestarikan Tari Baksa Kambang adalah Sanggar Ading Bastari di Desa Barikin, merupakan salah satu Sanggar tertua di Kalimantan Selatan. Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan metode kualitatif.
Hasil penelitian ini menjelaskan tentang: (1)Tari Baksa Kambang pada Sanggar Ading Bastari di Desa Barikin berbeda dengan Tari Baksa Kambang di daerah lain yang umumnya sering ditampilkan. Desa Barikin merupakan daerah asal dikembangkan dan dipertahankannya Tari Baksa Kambang yang dahulunya tumbuh dilingkungan keraton. Tarian Baksa Kambang mengandung arti keindahan yaitu kelemah lembutan dan kesopan santunan dengan adab yang ketat. Di karenakan tarian ini ada lah tarian persembahan yang lahir di lingkungan Keraton yang hanya khusus di persembahkan untuk Raja di Keraton. (2) Pada Tari Baksa Kambang memiliki nilai estetika sendiri yang tercipta dari pandangan penikmatnya, pengambilan kesimpulan dalam estetika sebuah tari terbagi menjadi dua yaitu subjektif dan objektif berdasarkan konsep Murgiyanto 2002 yang dukung konsep Jazuli 2008 yaitu secara keseluruhan tari baksa kambang dapat di maknai berdasarkan pengalaman, penglihatan, pendengaran, dan rasa yang tercipta dengan sendirinya saat seseorang mengamati sebuah karya seni.