Abstract:
Kedelai edamame (Glycine max (L.) Merr.) dalam pengembangannya memiliki potensi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan ekspor ke Jepang memerlukan pasokan edamame segar sekitar 100.000 ton/tahun. Indonesia hanya mampu memenuhi 3?ri kebutuhan pasar Jepang. Hal ini dikarenakan adanya banyak kendala dalam pengembangan budidaya, seperti halnya di Kalimantan Selatan khususnya di tanah gambut budidaya kedelai edamame mempunyai tantangan yaitu rendahnya tingkat kesuburan tanah dan tingkat kemasaman yang tinggi. Penggunaan kompos limbah baglog jamur tiram merupakan upaya dalam meningkatkan produksi tanaman kedelai edamame.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos limbah baglog jamur tiram pada pH tanah dan pertumbuhan kedelai edamame di lahan gambut dan mengetahui dosis kompos limbah baglog jamur tiram terbaik pada pH tanah dan pertumbuhan, kedelai edamame di lahan gambut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal kompos limbah baglog jamur tiram (B) dengan 5 taraf perlakuan: b0 = 0 ton/ha kompos limbah baglog jamur tiram (kontrol), b1 = 5 ton/ha kompos limbah baglog jamur , b2 = 10 ton/ha kompos limbah baglog jamur tiram, b3 = 15 ton/ha kompos limbah baglog jamur tiram, dan b4 = 20 ton/ha kompos limbah baglog jamur tiram. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi kompos limbah baglog jamur tiram berpengaruh nyata terhadap pH tanah gambut, tinggi tanaman, jumlah daun, dan warna daun. Perlakuan b4 (20 ton/ha) merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan pH tanah gambut sebesar 33,6%, penambahan tinggi tanaman sebesar 44,37%, jumlah daun sebesar 60,07%, dan warna daun dengan skala 5 menjadi lebih hijau tua dibandingkan dengan kontrol. Kata kunci: lahan basah sub-optimal, pertanian organik, ameliorasi, tanah masam.