Abstract:
Limbah cair tahu merupakan sumber penyebab pencemaran air karena mengandung bahan organik tinggi berupa protein, karbohidrat dan lemak yang jika langsung dibuang tanpa pengolahan akan mencemari lingkungan. Pada penelitian ini teratai digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan arang aktif karena mengandung C organik yang cukup tinggi. Arang aktif merupakan padatan berpori yang berperan sebagai adsorben bahan organik pada limbah cair tahu. Penelitian ini terdiri dari 3 dosis perlakuan yaitu A1 = 1 g.100 ml-1, A2 = 1,5 g. 100 ml-1, A3= 2 g.100 ml-1 yang dianalisis secara deskriptif kemudian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Limbah Cair Tahu dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun tahun 2017 tentang baku mutu kesehatan lingkungan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas limbah cair tahu sehingga memenuhi Peraturan LH (2014) yaitu parameter TSS, pH dan amoniak. Sedangkan menurut Permenkes (2017), parameter yang memenuhi adalah suhu. Beberapa parameter yang tidak memenuhi standar di atas adalah BOD, COD, TDS, kekeruhan dan warna. Dosis arang aktif teratai untuk meningkatkan kualitas limbah cair tahu sebagai biofilter limbah cair tahu pada perlakuan A3 = 2 g.100 ml-1.