dc.description.abstract |
Produksi padi di Kalimantan Selatan sepanjang Januari hingga September 2020 mengalami penurunan dibandingkan dengan 2019 yang sebesar 1,22 juta ton GKG. Penggunaan benih padi per hektar oleh petani umumnya masih belum sesuai dengan anjuran. Benih padi varieatas lokal yang akan dibudidayakan berasal hasil panen musim tanam tahun lalu, dimana penyimpanan kurng baik yang dapat mengakibatkan menurunnya mutu benih. Bawang merah (Allium cepa L.) mengandung hormon auksin dan giberelin sehingga dapat digunakan sebagai salah satu zat pengatur tumbuh alami. Penelitian ini menggunakan larutan bawang merah terhadap benih padi varietas lokal antara lain, siam unus, siam saba dan siam mutiara. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan informasi penggunaan zat pengatur tumbuh alami larutan bawang merah sebagai alternatif meningkatkan viabilitas benih sehingga menjadi diharapkan mampu menjadi penyedia benih bermutu. Penelitian ini dimulai dari bulan Oktober sampai bulan November 2021 yang dilaksanakan di Laboratorium Produksi Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Pelaksanaan penelitian yaitu Pembuatan larutan stok bawang merah, persiapan benih, perendaman benih, perkecambahan benih, dan yang terakhir melakukan pemeliharaan. Metode yang digunakan kualitatif dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 3 (tiga) taraf perlakuan dan masing-masing perlakuan teerdiri dari 5 (lima) ulangan. Hasil penelitian menunjukan perlakuan menggunakan invigorasi larutan bawang merah berpengaruh nyata. Berdasarkan ketiga paremeter yang dimati memperlihatkan siam unus sebagai varietas yang paling respon terhadap invigorasi bawang merah yaitu daya berkecambah sebesar 53%, keserampakan tumbuh sebesar 22?n Potensi tumbuh maksimum sebesar 74%. Kecepatan tumbuh tertinggi terdapat pada varietas siam saba. |
|