Abstract:
Salah satu tujuan ekspor alpukat Indonesia adalah Jepang yang meningkatkan permintaan impor buah alpukatnya pada tahun 2020. Peluang ekspor perlu dibarengi dengan peningkatan produksi buah alpukat yang salah satu caranya adalah meningkatkan produksi bibit alpukat. Produksi bibit batang bawah alpukat dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah batang pisang yang tinggi air untuk mengefisiensikan penggunaan air selama proses perkecambahan hingga pembibitan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh batang pisang sebagai wadah semai hingga diperoleh volume penyiraman yang efisien. Penelitian ini dilaksanakan di Komplek Mustika Griya Permai, Kalimantan Selatan selama tiga bulan dari bulan Agustus sampai dengan November 2021. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Split-plot 2 faktor yaitu volume penyiraman sebagai petak utama dan ukuran benih sebagai anak petak. Volume penyiraman yang digunakan adalah 125 ml, 150 ml, 175 ml, 200 ml, 225 ml, dan 250 ml. Ukuran benih yang digunakan adalah 30-34.9 g, 35-39.9 g, dan 40-44.9 g. Parameter yang diamati yaitu waktu berkecambah, waktu muncul tunas, jumlah benih berkecambah, tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang daun, dan diameter batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi dan volume penyiraman tidak berpengaruh nyata, sedangkan ukuran benih berbeda nyata pada lebar dan panjang daun. Efisiensi air dicapai pada volume penyiraman 125 ml/hari/benih.