Abstract:
Selada (Lactuca sativa L) merupakan tanaman sayuran padat hara yang memiliki nilai ekonomi potensial. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), permintaan pasar luar negeri terhadap selada sangat tinggi. Pada tahun 2002 selada diekspor sebanyak 47.942 ton dan meningkat menjadi 55.710 ton pada akhir tahun 2003 (Wardana, 2015). Mengingat permintaan pasar luar negeri yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka diperlukan teknologi pertanian dalam membudidayakan selada.
Teknik budidaya hidroponik dapat menjadi alternatif untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan. Hidroponik memiliki beberapa sistem, salah satunya adalah sistem sumbu. Sistem hidroponik sumbu ini sangat sederhana dan tidak membutuhkan biaya banyak untuk pembuatannya. Dalam budidaya hidroponik, sangat penting untuk memperhatikan masalah nutrisi yang terkandung di dalamnya karena nutrisi tersebut berperan penting dalam pertumbuhan dan hasil tanaman yang dibudidayakan.
Sumber nutrisi yang sering digunakan dalam budidaya hidroponik sistem sumbu adalah dengan menggunakan pupuk anorganik seperti pupuk AB mix. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat berdampak negatif bagi konsumen, tanaman, bahkan lingkungan. Untuk mengatasi masalah penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus maka diperlukan pupuk organik yang ramah lingkungan. Pupuk organik cair dapat menjadi solusi dalam menekan penggunaan pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk yang ramah lingkungan, dan bahan untuk membuat pupuk organik banyak terdapat di alam, sehingga tidak membutuhkan biaya yang banyak untuk membuatnya.