Abstract:
Penggunaan pupuk anorganik dalam jangka pendek atau jangka panjang ke tanah sawah dapat berpengaruh terhadap sumber ketersediaan unsur hara tanah. Mengetahui status penetapan status kesuburan tanah ditujukan untuk menilai karakteristik dan menentukan kendala utama kesuburan tanah untuk bercocok tanam, ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Tanaman padi (Oryza sativa L.) menghasilkan beras yang menjadi sumber bahan makanan pokok, di Indonesia padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. Produksi padi diantaranya disebabkan oleh pemberian pupuk, pemberian pupuk oleh petani di daerah penelitian masih bersifat umum karena terbatasnya data pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kesuburan tanah dan produksi padi akibat penggunaan pupuk anorganik di Desa Batu Merah, Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu, kuantitatif deskriftif. Dilaksanakan pada bulan Maret 2022, Pengumpulan data dengan cara survei dan kuisioner terhadap 10 petani responden di lapangan, untuk mengetahui hasil produksi padi pada 10 lahan sawah padi dengan rata - rata luas lahan penelitian, sekitar (± 9,7 ha). Pengambilan sampel dan analisis tanah dilakukan secara diagonal pada 5 titik sampel pada lahan responden, sehingga diperoleh 50 titik sampel pengambilan. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel atau gambar, kemudian data tersebut di deskripsikan. Hasil analisis parameter sifat kimia tanah di Laboratorium Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, menunjukkan nilai harkat kemasaman tanah (pH), bersifat masam sampai sangat masam (3,95 - 4,89), C-organik (5,18 % - 15,52 %) berharkat sedang sampai tinggi. N-total (0,47 % - 0,69 %) nilai harkat sedang sampai tinggi. P-total (12,48 mg/100 g - 118,83 mg/100 g) berharkat sangat rendah sampai sangat tinggi, dan nilai K-total (15,44 % - 43,05 %) kriteria harkat rendah sampai tinggi. Sedangkan hasil produksi padi siam mutiara dari luasan lahan yang sudah dikonversi di lokasi penelitian menghasilkan rata - rata sekitar 2,99 t/ha.