dc.description.abstract |
Tanaman pisang (Musa pardisiaca var. sapientum L.) merupakan salah satu tanaman yang diprioritaskan sebagai komoditas tanaman buah di Kalimantan Selatan selain rambutan dan jeruk. Pisang dikatakan sebagai tanaman unggulan karena dapat dikonsumsi kapan saja dan pada semua tingkatan umur, mulai dari intant hingga lansia. Pada umumnya tanaman pisang diperbanyak dengan cara konvensional, yaitu dengan menggunakan tongkol atau dengan memisahkan anakan. Namun, metode ini kurang efisien karena hanya menghasilkan 5-10 anakan per rumpun dengan tinggi yang tidak seragam dan kesehatan yang tidak aman. Oleh karena itu, untuk mendapatkan benih dalam jumlah banyak dapat diatasi dengan teknik perbanyakan kultur jaringan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi BAP terhadap media MS terhadap pertumbuhan talas pisang (Musa paradisiaca var sapientum L.) dan untuk mengetahui konsentrasi BAP terbaik terhadap pertumbuhan pisang raja talas (Musa paradisiaca var sapienum L.). Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan complete randomized design (CRD) untuk perancangan lingkungan dengan satu faktor, yaitu faktor modifikasi media pengatur pertumbuhan sitokinin (b) yang terdiri dari 5 tingkatan, yaitu: b1 = MS + BAP 3 mg l-1, b2 = MS + BAP 4 mg l-1, b3 = MS + BAP 5 mg l-1, b4 = MS + BAP 6 mg l-1 dan b5 = MS + BAP 7 mg l -1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BAP tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman yaitu persentase eksplan hidup, peningkatan jumlah tunas dan peningkatan jumlah akar. Berdasarkan hasil observasi, persentase eksplan hidup terbaik terjadi pada b4 yaitu 100?ngan perlakuan MS+ BAP 6 mg l- 1, disusul b1 yaitu 95?ngan perlakuan MS+ BAP 3 mg l-1, b2 dengan MS+ BAP tretment 4 mg-1 , dan b5 yang 95?ngan perlakuan MS+ BAP 7 mg-1, dan terakhir b3 yaitu 85?ngan perlakuan MS+ BAP 5 mg-1. |
|