Abstract:
Bacillus thuringiensis merupakan bakteri penyebab penyakit pada serangga yang digunakan untuk mengendalikan seranggan hama yang menyerang tanaman, baik tanaman palawija maupun tanaman hortikultura. Bakteri ini dapat diisolasi dari sisa tanaman yang telah menjadi kompos, serangga terinfeksi, dan tanah. Isolasi dilakukaan untuk mengambil bakteri dari lingkungan alaminya dan menumbuhkannya ke media buatan. Di lahan rawa terdapat mikroorganisme penting yang terlibat dalam perombakan bahan organik, mikroba yang berperan terdiri atas jamur dan bakteri, seperti yang ditemukan pada pertanaman padi di lahan rawa Barito Kuala yang diantaranya merupakan kelompok bakteri Actinomycetes, Bacillus, Cromobacterium, dan Pseudomonas. B. thuringiensis tersebar luas di alam namun jarang terjadi karena banyak isolat Bacillus yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui keberadaan B. thuringiensis pada area perakaran tanaman di tanah yang lebih spesifik untuk memperbesar kemungkinan ditemukannya B. thuringiensis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah isolat B. thuringiensis yang diperoleh pada ekosistem lahan pasang surut tipe B. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2021 hingga Juni 2022 di Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Produksi Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengambilan tanah dilakukan secara purposive sampling (teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu) pada areal pertanaman di lahan pasang surut tipe B. Sampel tanah diambil dari 3 tempat sebagai perbandingan, yaitu pada area pertanaman padi, pertanaman jeruk dan area pertanaman pisang pada lahan pasang surut tipe B. Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu jumlah koloni, karakteristik bentuk makroskopis dan mikroskopis bakteri, Gram bakteri, dan uji daya bunuh bakteri terhadap serangga P.xylostella. Berdasarkan parameter yang telah diamati menunjukkan jumlah koloni terbanyak ditemukan pada sampel pertanaman jeruk sebanyak 98 koloni.