dc.description.abstract |
Sawah tadah hujan merupakan lahan basah yang pemanfaatannya masih belum optimal, sehingga diperlukan pengelolaan yang tepat agar dapat dimanfaatkan untuk budidaya padi. Dalam upaya meningkatkan produktivitas lahan, telah dikembangkan konsep sistem tanam padi berkelanjutan yang memperhatikan kondisi lingkungan yang dikenal dengan System of Rice Intensification (SRI). Salah satu faktor pembatas yang serius dalam pemanfaatan sawah tadah sawah tadah hujan adalah masalah gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman gulma pada sawah tadah hujan yang ditanami padi aromatik dan dipupuk dengan pupuk NPK yang dipadukan dengan kompos jerami padi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok 2 faktor (RBD). Faktor pertama adalah dosis pupuk NPK (A), yaitu: a0 = 0 kg ha-1 (kontrol), a1 = 150 kg ha-1, dan a2 = 300 kg ha-1, dan faktor kedua adalah dosis kompos jerami padi (K), yaitu: k1 = 5 t ha-1, k2 = 7,5 t ha-1, k3 = 10 t ha-1, k4 = 12,5 t ha-1, k5 = 15 t ha-1, dan k6 = 20 t ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam jenis gulma yang ditemukan pada areal tanam padi aromatik di sawah dataran rendah tadah hujan yang diaplikasikan dengan pupuk NPK dan kompos jerami padi, yaitu Cyperus rotundus, Chloris radiata, Cyperus iria, Echinochloa colona, Ludwigia palustris, dan Amaranthus spinosus. Gulma yang mendominasi padi dataran rendah tadah hujan yang ditanami padi aromatik dengan aplikasi pupuk NPK dan kompos jerami padi adalah Cyperus rotundus, dengan rasio dominasi hasil penjumlahan (SDR) sebesar 58-100% yang terdapat pada perlakuan a2k6 (300 kg ha-1 NPK + 20 t ha-1 kompos jerami padi). Nilai indeks keanekaragaman gulma (H') tertinggi terdapat pada perlakuan a0k1 (0 kg ha-1 + 5 t ha-1 kompos jerami padi) pada 45 HST sebesar 1,10. |
|