Abstract:
Keberhasilan organisasi didasarkan pada kinerja organisasi yang sebagian besar tergantung pada kinerja setiap karyawan di perusahaan. Karyawan dengan kinerja yang baik sangat diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dalam keunggulan yang kompetitif.
Penelitian ini menguji pengaruh komunikasi organisasi dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja menjadi variabel intervening. Data tentang komunikasi organisasi, lingkungan kerja fisik, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan diperoleh melalui hasil penyebaran kuesioner kepada responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Partial Least Squares (PLS).
Hasil uji statistik menunjukkan (1) komunikasi organisasi terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja dengan koefisien jalur 0,299 dan T-Stats sebesar 3,473, (2) lingkungan kerja fisik berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja dengan koefisien jalur 0,269 dan T -Stats sebesar 3,473, (3) komunikasi organisasi terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dengan koefisien jalur 0,269 dan T Stats sebesar 3,473, (4) lingkungan kerja fisik terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dengan koefisien jalur 0,269 dan T Stats sebesar 3,465, (5) kepuasan kerja terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai dengan koefisien jalur 0,336 dan T Stats sebesar 5,295, (6) komunikasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Peran kepuasan kerja sebagai mediator adalah mediasi parsial yang berarti komunikasi organisasi mampu mempengaruhi secara langsung kinerja karyawan dengan atau tanpa adanya kepuasan kerja sebagai variabel intervening dan (7) lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Peran kepuasan kerja sebagai mediator adalah mediasi parsial yang berarti lingkungan kerja fisik mampu mempengaruhi secara langsung kinerja karyawan dengan atau tanpa adanya kepuasan kerja sebagai variabel intervening.