Abstract:
Ulat grayak (Spodoptera litura F.) adalah hama yang tersebar luas dan memakan daun dari berbagai jenis tanaman. Pengendalian ulat grayak sangat penting untuk mengurangi kerusakan pada tanaman. Penggunaan pestisida nabati berdasarkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dianggap sebagai solusi yang efektif dan aman untuk mengelola hama ini. Belimbing wuluh merupakan tanaman yang mengandung senyawa toksik seperti tanin, saponin, dan flavonoid yang berbahaya bagi hama. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun belimbing wuluh terhadap mortalitas ulat grayak dan menentukan dosis ekstrak daun belimbing wuluh yang paling efektif untuk mengendalikan mortalitas ulat grayak. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September hingga Januari 2023 di Laboratorium Terpadu Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, dan Laboratorium Penelitian Analitik Kimia dan Lingkungan, Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Faktor yang diteliti adalah perlakuan pestisida nabati daun belimbing wuluh (W), yang terdiri dari lima perlakuan: W1 (Kontrol), W2 (Konsentrasi 10%), W3 (Konsentrasi 20%), W4 (Konsentrasi 30%), dan W5 (Konsentrasi 40%), dengan empat pengulangan, sehingga total didapatkan dua puluh unit percobaan. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang signifikan pada tingkat kematian larva ulat grayak, yang meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi pada setiap perlakuan selama periode pengamatan selama 72 jam. Perlakuan W4 menunjukkan konsentrasi yang paling efektif, dengan tingkat kematian 57?n tingkat kematian larva sebesar 1,80 per jam.