Abstract:
Cendawan kontaminan Aspergillus flavus merupakan penghasil senyawa aflatoksin dan juga cendawan saprofit yang dapat tumbuh di mana saja dan merusak benih di tempat penyimpanan. Cendawan endofit merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan A.flavus penghasil aflatoksin karena dapat menghasilkan metabolit sekunder yang bersifat antijamur. Penggunaan daun majapahit yang sehat sebagai tanaman inang bagi jamur endofit yang juga dapat menghasilkan komponen antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antagonis cendawan endofit dari daun majapahit terhadap cendawan kontaminan A.flavus pada kacang tanah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Departemen Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian. Penelitian ini menggunakan metode dual culture dengan mengamati persentase penghambatan jamur antagonis pada 3, 5, dan 7 hari setelah inkubasi. Parameter pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah laju pertumbuhan endofit, identifikasi morfologi makroskopis dan mikroskopis, serta uji penghambatan dengan metode dual culture. Hasil isolasi jamur endofit dari daun majapahit adalah Pestalotia sp., Fusarium sp., Collectotrichum sp., Curvularia sp., Rhizoctonia sp. Seluruh isolat kemudian diuji antagonisme terhadap kapang A.flavus. Setiap jamur endofit memiliki tingkat penghambatan lebih dari 40% pada hari ke-7.
Kata kunci: Daya hambat, Pengendalian Cendawan merugikan, Tanaman obat.