dc.description.abstract |
Bawang merah merupakan produk sayuran yang populer di Indonesia dan menjadi salah satu produk sayuran utama yang ditanam oleh petani. Penggunaan bawang merah sebagai bahan masakan Indonesia mengakibatkan limbah bawang merah meningkat, salah satunya adalah kulit bawang merah. Pemanfaatan kulit bawang merah sebagai zat pengatur tumbuh lebih aman karena bersifat alami dibandingkan dengan zat pengatur tumbuh sintetis. limbah kulit bawang merah mengadung hormon auksin, giberelin dan sitokinin sebagai hormon memacu pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dan konsentrasi paling efektif dari rendaman kulit bawang merah terhadap pertumbuhan dan hasil pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September hingga November 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga diperoleh 20 satuan percobaan di polibag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian rendaman kulit bawang merah terhadap pertumbuhan dan hasil pakcoy berpengaruh pada perlakuan pakcoy umur 21 HST dan 28 HST. Perlakuan R0 tidak berpengaruh nyata, sedangkan pemberian kulit bawang merah berpengaruh nyata pada perlakuan R1, R2, dan R3. Perlakuan R1 dengan konsentrasi 20 % tidak berbeda nyata dengan R2 dan R3 pada parameter tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan berat segar, maka tidak ditemukan konsentrasi paling efektif dari pemberian rendaman kulit bawang merah terhadap pertumbuhan dan hasil pakcoy. Sehingga dapat direkomendasikan pemberian rendaman kulit bawang merah pada perlakuan R1= 20%. |
|