Abstract:
Ekonomi dan globalisasi meningkat menimbulkan dampak meningkatnya
wanita berpartisipasi di dunia kerja untuk membantu suami dan meningkatkan
perekonomian keluarga. Partisipasi wanita menikah di dunia kerja memicu
terjadinya konflik peran ganda, yaitu ketika tuntutan pekerjaan dan tuntutan
keluarga saling bersinggungan. Sentralitas kerja merupakan salah satu prediktor
konflik peran ganda. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui ada atau tidak
peranan sentralitas kerja terhadap konflik peran ganda pada perawat wanita di
RSUD Dr.H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Subjek pada penelitian ini adalah
perawat wanita dengan karakteristik berusia 18-40 tahun dan memiliki anak rentang
usia 0-2 tahun atau 6-12 tahun. Sebanyak 103 perawat wanita berpartisipasi pada
penelitian ini. Penelitian ini menggunakan alat ukur skala Work-Family Conflict
dari Steenbergen (2007) telah diadaptasi oleh Farradinna dkk, (2019) ke Bahasa
Indonesia dan skala Work Centrality dari Paullay dkk. (dalam Hirschfeld & Feild,
2000) kemudian diadaptasi oleh peneliti berdasarkan Beaton dkk. (2000). Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif cross-sectional, dengan analisis statistik
regresi linier sederhana. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat peranan antara
sentralitas kerja terhadap konflik peran ganda, maka disimpulkan sentralitas kerja
dengan konflik peran ganda memiliki peranan yaitu sebesar 31% sedangkan 69%
sisanya dipengaruhi faktor lain seperti usia, memiliki ART atau tidak, jumlah anak,
usia anak, dan jabatan.
Kata kunci: Konflik peran ganda, sentralitas kerja, perawat wanita