Abstract:
Produksi kopi akhir-akhir ini meningkat, hal ini dipengaruhi oleh masyarakat yang gemar minum kopi. Kebiasaan ini membuat orang membuka peluang bisnis kedai kopi. Seiring dengan berkembangnya kedai kopi tidak lepas dari banyaknya limbah yang dihasilkan salah satunya ampas kopi yang sebagian besar dibuang begitu saja. Sampah yang dihasilkan di warung kopi bisa mencapai 2-5 kg ??dalam sehari. Limbah ampas kopi dapat dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi kompos yang dapat membantu mengurangi ampas kopi yang terbuang. Proses penguraian merupakan syarat yang sangat penting dalam pengomposan. Penelitian ini menggunakan beberapa dekomposer dalam proses pengomposan yaitu EM4, M21, BeKa Dekomposer, dan Petro Gladiator. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis dekomposer apa yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-7030-2004 dalam Pengomposan Limbah Bubuk Kopi. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni sampai Agustus 2021 yang dilaksanakan di Rumah Kompos Prodi Agroekoteknologi dan Laboratorium Fisika, Kimia dan Biologi Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Pelaksanaan penelitian yaitu pengumpulan limbah ampas kopi, pembuatan kompos menggunakan dekomposer berbeda, analisis kualitas kimia, dan yang terakhir melakukan kuisioner pada kualitas fisik kompos. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan dekomposer yang berbeda mempengaruhi kualitas fisik dan kimia berdasarkan SNI 19-7030-2004. Berdasarkan hasil penelitian, skor kualitas kimia kompos ampas kopi tertinggi diberikan dengan pemberian jenis dekomposer EM4 , Dekomposer BeKa, Petro Galadiator, dan M21. Dekomposer Petro Gladiator menunjukkan kualitas fisik kompos yang matang pada kompos limbah ampas kopi, yang berwarna hitam, berbau seperti bau tanah, dan bertekstur remah seperti tanah.