Abstract:
Air adalah salah satu sumber daya alam yang dibutuhkan oleh seluruh manusia, bahkan oleh seluruh makhluk hidup. Ketersediaan air yang ada di alam tidak semuanya layak digunakan dan dikonsumsi secara langsung seperti air gambut, air danau bekas tambang dan air sungai yang salah satunya air sungai Martapura. Oleh karena itu untuk mendapatkan air yang sehat dan layak untuk digunakan memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti penggunaan arang aktif dari purun tikus yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas air. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah penggunaan biofilter dari arang aktif purun tikus berpengaruh terhadap kualitas air gambut, air sungai Martapura dan air danau bekas tambang serta mengetahui apakah air yang dihasilkan dari biofilter arang aktif purun tikus sesuai dengan Permenkes RI Nomor 32 tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk keperluan air bersih dan Peraturan Pemerintah RI tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air. Penelitian ini dimulai dari bulan September sampai bulan Oktober 2021 yang dilaksanakan di Laboratorium Produksi Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian dan Laboratorium Kualitas Air dan Hidro-Bioekologi Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Pelaksanaan penelitian yaitu penjernihan air gambut, air sungai Martapura dan air danau bekas tambang serta analisis kualitas air yang meliputi fisika, kimia dan biologi. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan arang aktif purun tikus sebagai biofilter berpengaruh terhadap kualitas fisika, kimia dan biologi air gambut, air sungai Martapura dan air danau bekas tambang dan kualitas air telah sesuai dengan Permenkes RI nomor 32 tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk keperluan air bersih dan Peraturan Pemerintah RI tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air yang ditunjukkan oleh parameter fisika yaitu kekeruhan air berubah menjadi jernih, warna air berubah menjadi bening, rasa air menjadi tidak berasa, bau air menjadi tidak berbau, suhu air menujukkan rata-rata 27o C, TDS (Total Dissolved Solid) menunjukkan penurunan kadar zat terlarut, parameter kimia yaitu pH menunjukkan nilai 5,5, kandungan timbal (Pb) nol, kandungan BOD dan COD yang sesuai standar dan kandungan bakteri Escherichia coli yang menurun signifikan.