Abstract:
Purun tikus termasuk tumbuhan air yang cepat tumbuh dan mampu beradaptasi sehingga menjadi masalah di perairan rawa karena terjadi ledakan pupolasi. Salah satu bentuk pemanfaatan dari tumbuhan ini adalah dengan mengolahnya menjadi bokashi yang berguna untuk menambah unsur hara di dalam tanah sebagai pupuk organik. Bokashi merupakan pupuk organik hasil fermentasi. Proses pembuatan bokashi memerlukan dekomposer, salah satunya yang umum digunakan adalah EM-4. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, banyak jenis dekomposer komersial lainnya yang mengandung berbagai mikroorganisme yang dapat merombak bahan organik, diantaranya adalah M21 Dekomposer dan Biodex. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dekomposer yang paling efektif dalam pembuatan bokashi dari purun tikus dan apakah hasil dekomposisi beberapa jenis dekomposer dalam pembuatan bokashi dari purun tikus dapat memenuhi SNI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 – Oktober 2021 di Rumah Bibit Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan dengan SNI 10-7030-2004. Adapun perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu D1=M21 Dekomposer 13,95 g, D2=EM-4 28,92 g, dan D3=Biodex 50 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif dalam pembuatan bokashi dari purun tikus adalah D3=Biodex 50 g dapat dilihat dari turunnya rasio C/N menjadi 10,26% yang lebih rendah dari perlakuan D1 dan D2. Berdasarkan hasil perbandingannya dengan SNI 19-7030-2004 bokashi perlakuan D1, D2, dan D3 dengan parameter suhu, warna, tekstur, bau, kadar air, dan kandungan kimia berupa N-total, C-organik, P-total, rasio C/N, K-total, Ca-total, Mg-total, Fe-total dapat memenuhi SNI kecuali parameter pH.