Abstract:
Merokok adalah kebiasaan buruk yang sudah dianggap normal di
Indonesia. Efek dari merokok dapat merugikan kita sendiri maupun orang sekitar
kita. Salah satu efek dari merokok adalah dapat timbulnya hiperpigmentasi pada
gusi atau gingiva kita. Pigmentasi anomali ini dapat dilihat dengan mata telanjang
yang di tandai dengan terdapatnya bercak yang menyebar tidak merata dan tidak
beraturan berwarna coklat kehitaman pada jaringan mulut. Smoker’s melanosis
dapat terjadi dengan adanya beberapa faktor diantaranya adalah berapa lama
orang tersebut merokok dan berapa jumlah rokok yang dikonsumsi per harinya.
Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan prosedur naratif
review. Penelusuran literatur menggunakan database Pubmed, Science Direct, dan
Google Schoolar. Penelitian ini dimulai dengan menentukan masalah (Problem),
indentifikasi (Identify) dengan cara merumuskan permasalahan dan topik yang
sesuai dengan interest atau isu. Lalu mengkooperasikan data (Cooperation)
dengan cara mencari literatur yang ada sesuai kata kunci dan melakukan screening
berdasarkan kriteria inklusi. Terakhir membuat hasil (Outcome) dengan cara
menganalisis dan menginterpretasikan data yang didapat. Hasil review
menunjukan terdapatnya hubungan antara lama merokok, jumlah rokok yang
dikonsumsi per hari, jenis kelamin, dan usia dengan timbulnya smoker’s
melanosis. Timbulnya smoker’s melanosis sesuai dengan lama merokok dan
jumlah rokok hal tersebut dikarenakan adanya efek panas dari asap tembakau
yang dihisap terus – menerus pada jaringan mulut atau efek langsung dari nikotin
yang merangsang sel melanosit yang terletak disepanjang sel – sel basal epitel
untuk menghasilkan melanososm sehingga mengakibatkan deposisi peningkatan
x
melanin. Timbulnya smoker’s melanosis lebih banyak terjadi pada jenis kelamin
laki-laki dikarenakan pengguna rokok di Asia sendiri lebih didominasi dengan
laki – laki dari pada perempuan. Smoker’s melanosis timbul berdasarkan usia dari
awal mula pengguna rokok tersebut merokok dan menjadikannya sebuah
kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan.