Abstract:
Latang Belakang: Daun tabat barito (Ficus deltoidei Jack.) berpotensi untuk dijadikan sebagai alternatif obat kumur herbal karena memiliki aktivitas antibakteri. Sifat antibakteri tersebut didapatkan dari 2 senyawa metabolit sekunder dengan konsentrasi tertinggi, yaitu alkaloid (154,31 mg/ml) dan fenolik (99,689 mg/ml). Penelitian ini dilakukan menggunakan ekstrak daun tabat barito dosis 1.250, 2.500, dan 3.750 mg/kgBB yang diperoleh dari hasil konversi konsentrasi 25%, 50%, dan 75%. Uji toksisitas akut dapat dilihat menggunakan parameter histopatologi ginjal berdasarkan hipertrofi glomerulus dan degenerasi hidropik. Tujuan: Menganalisis efek toksik ekstrak daun tabat barito (Ficus deltoidea Jack.) dosis 1.250, 2.500, dan 3.750 mg/kgBB terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus wistar (Rattus norvegicus) berdasarkan hipertrofi glomerulus dan degenerasi hidropik yang diberikan secara per oral selama 14 hari. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental murni (true experimental design) dengan rancangan posttest-only with control group design. Penelitian terbagi menjadi kelompok kontrol yang diberikan akuades dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun tabat barito dosis 1.250, 2.500, dan 3.750 mg/kgBB sebanyak 2x1 ml setiap 24 jam secara per oral selama 14 hari. Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan. Kesimpulan: Tidak terdapat efek toksik ekstrak daun tabat barito (Ficus deltoidea Jack.) dosis 1.250, 2.500, dan 3.750 mg/kgBB terhadap gambaran histopatologi ginjal tikus wistar (Rattus norvegicus) berdasarkan hipertrofi glomerulus dan degenerasi hidropik yang diberikan secara per oral selama 14 hari.
Kata Kunci: Daun tabat barito, degenerasi hidropik, histopatologi ginjal, hipertrofi glomerulus, uji toksisitas