Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan media tumbuh dan umur panen terhadap kandungan protein dan lemak magot yang dihasilkan dan Untuk mengetahui jenis media tumbuh dan umur
panen yang paling baik dalam menghasilkan magot yang mempunyai kandungan protein dan lemak yang tinggi. Kemudian dilakukan uji menggunakan parameter uji kadar air, uji kadar protein, uji kadar lemak, uji survival
rate, panjang rata-rata dan bobot rata-rata. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor A yaitu jenis media tumbuh, bungkil kelapa sawit + limbah sayur kol, bungkil
kelapa sawit + solid decanter, dan bungkil kelapa sawit + ampas tahu. Faktor B yaitu umur panen, 10 hari, 15 hari, dan 20 hari. Sehingga diperoleh 3 x 3 = 9 sampel dan didapat 27 percobaan (9 x 3 = 27 unit). Parameter pengamatan meliputi, penentuan kadar protein, kadar lemak, dan kadar air pada media tumbuh dan magot, dan
pengukuran panjang, berat rata-rata magot, dan survival rate. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Varian (ANOVA) dengan menggunakan uji F-hitung dan jika perlakuan terdapat perbedaan nyata,
maka dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf = 5%. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa adanya pengaruh media tumbuh dan umur panen magot terhadap kadar protein dan
lemak magot yang dihasilkan. Media tumbuh terbaik yang menghasilkan kadar protein dan kadar lemak tertinggi yaitu bungkil kelapa sawit + ampas tahu dengan rata-rata kadar protein sebesar 47,25?n rata-rata kadar lemak sebesar 35,05%. Umur panen yang paling baik untuk dijadikan pakan ikan yaitu magot yang belum menjadi prepupa yaitu pada umur 14 – 17 hari karena masih memiliki tekstur kulit yang kenyal. Umur panen terbaik yang menghasilkan kadar protein dan kadar lemak tertinggi yaitu pada umur 28 hari dengan rata-rata kadar protein sebesar 48,47?n rata-rata kadar lemak sebesar 34,54%.