Repo Mhs ULM

Model Prediksi Keputusan Kebijakan Program Biodisel 30 Ke Biodisel 20 dalam Pemenuhan Minyak Goreng Dalam Negeri

Show simple item record

dc.contributor.author Muhammad Aldi Sofyan
dc.date.accessioned 2023-09-21T08:54:07Z
dc.date.available 2023-09-21T08:54:07Z
dc.identifier.uri https://repo-mhs.ulm.ac.id//handle/123456789/41078
dc.description.abstract Peningkatan konsumsi CPO untuk produksi biodisel didasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Nomor 12 tahun 2015 yaitu menuju program biodisel 100%. Tahun 2009 – 2021 ada 6 program biodisel yang dijalankan dimulai dari biodisel 2,5% - 30%. Peningkatan konsumsi CPO untuk produksi biodisel berdampak kepada alokasi CPO untuk produksi di sektor lainnya, salah satunya adalah sektor pangan yaitu minyak goreng. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan indikator keputusan kebijakan program biodisel 30% ke biodisel 20%, serta menghasilkan sebuah model dan hasil prediksi terhadap pemenuhan minyak goreng dalam negeri dengan menerapkan kebijakan biodisel 30% ke biodisel 20%. Pemodelan sistem dinamis digunakan untuk melihat setiap perubahan dan dampak yang ditimbulkan oleh suatu tindakan. Pemodelan yang dilakukan memperhitungkan aspek dinamis. Ada 5 sub sistem yang dibagun dalam penelitian ini, yaitu 1) sub sistem kebutuhan minyak goreng, 2) sub sistem kebutuhan biodisel, 3) sub sistem kebutuhan CPO, 4) sub sistem konsumsi CPO untuk produksi dan 5) sub sistem produksi. Hubungan antar sub sistem tersebut digambarkan dalam bentuk diagram sebab-akibat, kemudian dilakukan simulasi terhadap model sistem dan analisis berdasarkan asumsi-asumsi yang dibangun. Terdapat tiga skenario yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu skenario 1 (kondisi saat ini), skenario 2 (program biodisel 20%) dan skenario 3 (program biodisel 30%), hasil dari ketiga skenario tersebut adalah program biodisel 20% (skenario 2) memiliki hasil rata-rata produksi biodisel lebih kecil dari (skenario 1) sebesar -0,68%, sedangkan hasil rata-rata produksi minyak goreng lebih besar 0,05%, dibandingkan dengan skenario 3 hasil rata-rata produksi biodisel lebih kecil -1,31%, hasil rata-rata produksi minyak goreng lebih besar 0,14%. Program biodisel 30% (skenario 3) memiliki hasil rata-rata produksi biodisel lebih besar dari (skenario 1) sebesar 0,64%, dan hasil rata-rata produksi minyak goreng sebesar -0,09%, dibandingkan dengan skenario 2 hasil rata-rata produksi biodisel lebih besar 1,32%, hasil rata-rata produksi minyak goreng lebih kecil -0,14%, dengan demikian program biodisel 20?pat mempengaruhi jumlah produksi minyak goreng menjadi lebih besar dibandingkan program biodsel 30%, dan program biodisel 30?pat mempengaruhi jumlah produksi minyak goreng menjadi lebih kecil dibandingkan program biodisel 20%.
dc.title Model Prediksi Keputusan Kebijakan Program Biodisel 30 Ke Biodisel 20 dalam Pemenuhan Minyak Goreng Dalam Negeri


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Browse

My Account