Abstract:
Penelitian ini berawal dari adanya permasalahan pada kelompok A di TK Mentari Banjarmasin yang memiliki kemampuan kognitif yang rendah dalam konsep bilangan 1–10. Hal ini karena anak belum bisa belajar secara aktif, kreatif, menyenangkan, menantang, dan partisipatif. Untuk mengatasi masalah ini penulis memilih pembelajaran menggunakan kombinasi metode praktek langsung dengan model make a match. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas anak, dan hasil kemampuan kognitif anak dalam konsep bilangan 1 – 10 pada tema alat transportasi menggunakan kombinasi metode praktek langsung dengan model make a match pada anak kelompok A di TK Mentari Banjarmasin.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa langkah dalam setiap tindakan yaitu merencanakan, melaksanakan tindakan, mengamati, dan merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. PTK ini dilakukan selama 4 pertemuan pada kelompok A di TK Mentari Banjarmasin Selatan. Untuk menggali dan mengolah data dalam penelitian ini diperlukan analisis data tentang aktivitas guru, aktivitas anak, dan hasil pengembangan anak sehingga mencapai indikator keberhasilan.
Berdasarkan temuan yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan empat kali pertemuan melalui observasi aktivitas guru, observasi aktivitas anak, dan hasil belajar anak, diperoleh hasil penelitian: 1) Aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan kombinasi metode praktek langsung dengan model make a match, meningkat setiap pertemuan hingga mencapai katagori baik, 2) Aktivitas anak dalam kegiatan pembelajaran juga meningkat setiap pertemuannya, hal ini dapat dilihat pada observasi aktivitas siswa hingga mencapai katagori aktif, 3) Terdapat peningkatan hasil pengembangan kemampuan kognitif anak dalam konsep bilangan 1 – 10 pada tema alat transportasi menggunakan kombinasi metode praktek langsung dengan model make a match di kelompok A di TK Mentari Banjarmasin Selatan, hingga mencapai kriteria berkembang sangat baik.
Dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas yang dilakukan guru, dinyatakan berhasil karena telah mencapai batas indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan, baik dari aktivitas guru dan aktivitas anak, serta hasil pengembangan anak. Disarankan untuk guru agar bisa mengelola pembelajaran serta dapat meningkatkan kompetensi dalam merancang model pembelajaran sehingga dapat memotivasi anak dalam proses pembelajaran dan dapat memberikan manfaat untuk anak TK.