Abstract:
Sambal ronto adalah satu jenis sambal yang dikonsumsi oleh masyarakat pesisir Kalimantan Selatan. Terbuat dari cabe merah, cabe rawit, bawang, merah, bawang putih, gula merah, dan ronto yang ditumis hingga harum dan kental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemasan yang berbeda terhadap perubahan total bakteri dan total kapang selama penyimpanan sambal ronto. Tujuan penelitian adalah mengetahui total bakteri dan total kapang sambal ronto dalam kemasan botol kaca, botol plastik, dan aluminium foil selama penyimpanan 28 hari. Penelitian ini didesain dengan Pola Rancangan Acak Lengkap, 3 perlakuan dan 3 kali ulangan.Perlakuan yang diberikan adalah jenis kemasan yang berbeda yaitu kemasan alumuniun foil (KAL), kemasan botol plastic (KBP), dan kemasan botol kaca (KBK). Sambal ronto diolah sesuai resep yang sudah ditentukan kemudian segera dikemas dalam kemasan yang menjadi perlakuan kemudian disimpan pada suhu ruang. Pengamatan dilakukan pada penyimpanan hari ke-0, ke-14, dan ke-28. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa pada hari ke-0 total bakteri dan total kapang pada ketiga jenis kemasan masih berada < 10 cfu/g dengan nilai rata-rata 1 cfu/g, tetapi seiring dengan waktu penyimpanan terjadi peningkatan total bakteri dan total kapang. Total bakteri dan total kapang pada hari ke-14 masih berada pada kisaran 10^1 cfu/g dan Hasil uji total kapang sambal ronto pada kemasan KAL Dan KBP kurang dari 10 koloni, kemasan KBK berada pada kisaran 10^3 cfu/g dan hari ke-28 total bakteri berada pada kisaran 10^3 cfu/g dan total kapang berada pada kisaran 10^3 - 10^5 cfu/g. Kemasan KAL dengan KBP Tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan namun antara kemasan KAL dengan KBK berbeda sangat nyata. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kemasan terbaik adalah KBK dan sambal ronto masih aman disimpan sampai pada hari ke-14.