Abstract:
Materi larutan penyangga dipelajari dalam konteks model pembelajaran GIPS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memastikan apakah lima variabel berikut (aktivitas guru, aktivitas siswa, kemampuan berpikir kritis, self-efficacy siswa, kognitif, psikomotor, dan hasil belajar afektif) meningkat selama intervensi. Kerangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan untuk penyelidikan ini. PTK terdiri dari dua siklus, yang masing-masing siklus mencakup empat tahap: perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan refleksi. Sebanyak 36 siswa kelas XI MIA 2 MAN 2 Model Banjarmasin mengikuti pembelajaran. Tes dan nontes sama-sama berperan dalam instrumen penelitian yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) antara siklus I dan II tingkat engagement guru dan siswa lebih tinggi, (2) antara siklus I dan II tingkat engagement guru dan siswa lebih tinggi, dan (3) antar siklus, kemampuan berpikir kritis siswa meningkat. Efikasi diri siswa saya meningkat dari 62,45% pada siklus I menjadi 71,15% pada siklus II; (5) hasil belajar kognitif siswa saya mengalami peningkatan dari 51,98% pada siklus I menjadi 83,38% pada siklus II; hasil belajar afektif siswa saya mengalami peningkatan dari 65,10% pada siklus I menjadi 76,76%; hasil belajar psikomotor siswa saya mengalami peningkatan dari 58,75% pada siklus I menjadi 74,4,42% pada siklus II.
Kata kunci: Kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, self efficacy, Guided Inquiry Problem Solving, larutan penyangga.