Abstract:
Masyarakat Kalimantan Selatan salah satunya di Kampung Purun, Palam, Kota Banjarbaru membuat produk kriya anyaman purun. Produk tersebut berupa tas, topi, tikar dan masih banyak lagi. Produk yang dihasilkan memiliki warna yang sangat beragam, namun dalam proses pewarnaannya para pengrajin masih menggunakan pewarna kimia yang tidak ramah lingkungan, selain itu desain produk masih bersifat monoton. Penelitian ini bertujuan melakukan inovasi pada produk purun dengan melakukan redesain dan melakukan inovasi pada pewarna yang digunakan yaitu menggunakan pewarna alami agar mendongkrak peluang produk purun dapat lolos kurasi ekspor. Pewarna alami dihasilkan dari kombinasi kulit jengkol dan kayu secang, kulit jengkol yang digunakan merupakan limbah dari proses produksi makanan khas Kalsel “Jaring”. Pembuatan pewarna dilakukan dengan merebus kedua bahan tersebut . Penelitain ini diawali dengan membuat sebuah produk yang menggunakan pewarna alami, kemudian produk yang sudah selesai tahap produksi akan diuji layak atau tidaknya untuk masuk ke pasar oleh Rumah Kemasan Pemerintah Banjarbaru. Karakteristik produk yang dihasilkan dari penggunaan pewarna alami yang berasal dari kombinasi kulit jengkol dan kayu secang menghasilkan warna merah kecoklatan yang berasal dari percampuran senyawa tanin dalam kulit jengkol yang memiliki warna coklat dengan senyawa brazilin dalam kayu secang yang memiliki warna merah. Hasil pengujian oleh pihak Rumah Kemasan menyatakan produk purun inovatif telah layak untuk dipasarkan dilihat dari segi kualitasnya. Harga jual produk yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 46.000,- dengan harga pokok produksi sebesar Rp. 36.621,- perunitnya, keuntungan per produk yang didapatkan adalah sebesar Rp 10.379,-.
Kata Kunci :.Purun, Inovatif, Alami, Jengkol, Secang