Abstract:
Penelitian ini bertujuan membandingkan dan mendeskripsikan antara bisnis model petani kelapa sawit mandiri terorganisasi dan tidak terorganisasi serta melihat seberapa besar pengeluaran dan manfaat dari dua mod-el bisnis tersebut. Penelitian ini menggunakan purposife sampling yaitu Petani sawit mandiri terorganisasi (PSM-TO) dan petani sawit mandiri tidak terorganisasi (PSM-TT) yang ada di kalimantan selatan. Jumlah responden diten-tukan dengan Rumus Lemeshow dengan perbandingan 96:96 dengan pengambilan data menggunakan alat Kuesioner dan wawancara. Analisa data menggunakan dua Metode secara deskriftif dan yaitu Bussiness Model Canvas (BMC) dengan membandingkan Sembilan blok pada BMC. Kemudian secara kuantitatif dengan metode Cost Benefit Analisis yang memperhitungkan NPV, BCR dan IRR. hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa perbedaan yang sangat tampak adalah pada perbedaan Key Partnership pada PSM-TO berpartner kepada kelompok tani, koperasi dan juga pemerintah. sedangkan pada PSM-TT yaitu hanya berpartner kepada pengepul TBS, Kemudian cost struktur pada PSM-TO mereka memiliki biaya iuran sedangkan pada PSM-TT tidak mem-iliki. dengan Hasil Berdasarkan Cost benefit Analisis menujukan Pendapatan pada PSM-TT Lebih besar dengan Nilai NPV = Rp. 387,692,180.01, BCR = 10.56, IRR= 36.57 % Sedangkan Pada PSM-TO dengan Nilai NPV = Rp. 323,181,045.56, BCR= 10.76 dan IRR= 36.54 ?ri nilai ini menunjukan bahwasanya PSM-TT lebih menguntungkan dari PSM-TO akan tetapi manfaat yang diperoleh lebih besar PSM-TO dibandingkan PSM-TT.