Abstract:
Belut (Monopterus albus) merupakan ikan bernilai ekonomis tinggi yang menjadi salah
satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Diversifikasi produk pada penelitian ini adalah
mengolah daging belut yang biasanya hanya dijual secara segar menjadi produk amplang yang
biasanya diolah dari ikan tenggiri. Amplang merupakan salah satu makanan ringan dari
Kalimantan berupa kerupuk yang terbuat dari ikan. Produk olahan ikan belut menjadi amplang
merupakan inovasi terbaru dalam pembuatan bahan makanan yang dapat meningkatkan nilai jual
ikan belut dan juga meningkatkan peminat ikan belut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
tingkat kesukaan organoleptik amplang dengan substitusi daging ikan belut (Monopterus albus),
sifat fisik (uji daya mekar) amplang dengan substitusi daging ikan belut, dan uji kadar air amplang
dengan substitusi daging ikan belut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari uji
organoleptik menggunakan parameter (warna, aroma, tekstur, dan rasa) dengan penilaian secara
subjektif dari 20 orang panelis, uji kadar air, dan uji daya mekar terhadap amplang dengan
substitusi daging ikan belut (Monopterus albus) dapat disimpulkan bahwa perlakuan B (substitusi
daging ikan belut 50%) merupakan perlakuan yang paling disukai panelis. Berdasarkan hasil uji
analisis keragaman (ANOVA) menunjukkan bahwa F hitung = 12,00 > F table 5% < F table 1%
yang artinya setiap perlakuan sangat berbeda nyata, substitusi daging ikan belut berpengaruh pada
kandungan air pada setiap perlakuan. Semakin banyak substitusi daging ikan belut, maka kadar
air semakin bertambah. Daya mekar amplang tidak berpengaruh terhadap substitusi daging ikan
belut (Monopterus albus), Walaupun tidak berpengaruh terhadap kemekaran, rata-rata tertinggi
terdapat pada perlakuan A (substitusi dengan daging belut 30%) yaitu 34,9%. Sehingga dapat
diambil kesimpulan pada pengolahan amplang dengan substitusi daging ikan belut (Monopterus
albus) H0 ditolak H1 diterima.
Kata Kunci: Ikan Belut, Organoleptik, Kadar Air, dan Daya Mekar.